Minggu, 13 Januari 2013

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDONESIA




Kebudayaan Indonesia dapat kita klasifikasikan menjadi dua garis besar yaitu : kebudayaan klasik dan kebudayaan modern.

            Kebudayaan klasik di Indonesia terjadi pada masa kerajaan-kerajaan di Indonesia. Dilihat dari aspek kebudayaan klasik, Indonesia bisa dibilang mengalami masa kejayaannya pada masa kerajaan majapahit. Seperti yang sudah kita pelajari tentang kerajaan majaapahit pada jaman dahulu,kerajaan majapahit adalah kerajaan terbesar di Indonesia yang berpusat di jawa timur pada masanya, yang Kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur.

             Pada masa kejayaannya, Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, danVietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.

Majapahit telah menjadi sumber inspirasi kejayaan masa lalu bagi bangsa-bangsa Nusantara pada abad-abad berikutnya

Legitimasi politik
Para penggerak nasionalisme Indonesia modern, termasuk mereka yang terlibat Gerakan Kebangkitan Nasional di awal abad ke-20, telah merujuk pada Majapahit, disamping Sriwijaya, sebagai contoh gemilang masa lalu Indonesia. Majapahit kadang dijadikan acuan batas politik negara Republik Indonesia saat ini. Dalam propaganda yang dijalankan tahun 1920-an, Partai Komunis Indonesia menyampaikan visinya tentang masyarakat tanpa kelas sebagai penjelmaan kembali dari Majapahit yang diromantiskan.

Sukarno juga mengangkat Majapahit untuk kepentingan persatuan bangsa, sedangkan Orde Baru menggunakannya untuk kepentingan perluasan dan konsolidasi kekuasaan negara.[41] Sebagaimana Majapahit, negara Indonesia modern meliputi wilayah yang luas dan secara politik berpusat di pulau Jawa.

Beberapa simbol dan atribut kenegaraan Indonesia berasal dari elemen-elemen Majapahit. Bendera kebangsaan Indonesia "Sang Merah Putih"atau kadang disebut "Dwiwarna" ("dua warna"), berasal dari warna Panji Kerajaan Majapahit. Demikian pula bendera armada kapal perang TNI Angkatan Laut berupa garis-garis merah dan putih juga berasal dari warna Majapahit. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka Tunggal Ika", dikutip dari "Kakawin Sutasoma" yang ditulis oleh Mpu Tantular, seorang pujangga Majapahit.

Arsitektur
Majapahit memiliki pengaruh yang nyata dan berkelanjutan dalam bidang arsitektur di Indonesia. Penggambaran bentuk paviliun (pendopo) berbagai bangunan di ibukota Majapahit dalam kitabNegarakretagama telah menjadi inspirasi bagi arsitektur berbagai bangunan keraton di Jawa sertaPura dan kompleks perumahan masyarakat di Bali masa kini.

Persenjataan
Pada zaman Majapahit terjadi perkembangan, pelestarian, dan penyebaran teknik pembuatan kerisberikut fungsi sosial dan ritualnya. Teknik pembuatan keris mengalami penghalusan dan pemilihan bahan menjadi semakin selektif. Keris pra-Majapahit dikenal berat namun semenjak masa ini dan seterusnya, bilah keris yang ringan tetapi kuat menjadi petunjuk kualitas sebuah keris. Penggunaan keris sebagai tanda kebesaran kalangan aristokrat juga berkembang pada masa ini dan meluas ke berbagai penjuru Nusantara, terutama di bagian barat.Selain keris, berkembang pula teknik pembuatan dan penggunaan tombak.

Kesenian modern
Kebesaran kerajaan ini dan berbagai intrik politik yang terjadi pada masa itu menjadi sumber inspirasi tidak henti-hentinya bagi para seniman masa selanjutnya untuk menuangkan kreasinya, terutama di Indonesia. Berikut adalah daftar beberapa karya seni yang berkaitan dengan masa tersebut.

Puisi lama
Serat Darmagandhul, sebuah kitab yang tidak jelas penulisnya karena menggunakan nama pena Ki Kalamwadi, namun diperkirakan dari masa Kasunanan Surakarta. Kitab ini berkisah tentang hal-hal yang berkaitan dengan perubahan keyakinan orang Majapahit dari agama sinkretis "Buda" ke Islam dan sejumlah ibadah yang perlu dilakukan sebagai umat Islam.

Komik dan strip komik
Serial "Mahesa Rani" karya Teguh Santosa yang dimuat di Majalah Hai, mengambil latar belakang pada masa keruntuhan Singhasarihingga awal-awal karier Mada (Gajah Mada), adik seperguruan Lubdhaka, seorang rekan Mahesa Rani.
· Komik/Cerita bergambar Imperium Majapahit, karya Jan Mintaraga.
· Komik Majapahit karya R.A. Kosasih
· Strip komik "Panji Koming" karya Dwi Koendoro yang dimuat di surat kabar "Kompas" edisi Minggu, menceritakan kisah sehari-hari seorang warga Majapahit bernama Panji Koming.
· Komik "Dharmaputra Winehsuka", karya Alex Irzaqi, kisah Ra Kuti dan Ra Semi dalam latar peristiwa pemerontakan Nambi 1316 M.

Roman/novel sejarah
· Sandyakalaning Majapahit (1933), roman sejarah dengan setting masa keruntuhan Majapahit, karya Sanusi Pane.
· Pelangi Di langit Singasari (1968 - 1974), roman sejarah dengan setting zaman kerajaan Kediri dan Singasari, karya S. H. Mintardja.
· Bara Di Atas Singgasana, roman sejarah dengan setting zaman kerajaan singasari dan Majapahit, karya S. H. Mintardja
· Kemelut Di Majapahit, roman sejarah dengan setting masa kejayaan Majapahit, karya Asmaraman S. Kho Ping Hoo.
· Zaman Gemilang (1938/1950/2000), roman sejarah yang menceritakan akhir masa Singasari, masa Majapahit, dan berakhir pada intrik seputar terbunuhnya Jayanegara, karya Matu Mona/Hasbullah Parinduri.
· Senopati Pamungkas (1986/2003), cerita silat dengan setting runtuhnya Singhasari dan awal berdirinya Majapahit hingga pemerintahanJayanagara, karya Arswendo Atmowiloto.
· Arus Balik (1995), sebuah epos pasca kejayaaan Nusantara pada awal abad 16, karya Pramoedya Ananta Toer.
· Dyah Pitaloka - Senja di Langit Majapahit (2005), roman karya Hermawan Aksan tentang Dyah Pitaloka Citraresmi, putri dari Kerajaan Sunda yang gugur dalam Peristiwa Bubat.
· Gajah Mada (2005), sebuah roman sejarah berseri yang mengisahkan kehidupan Gajah Mada dengan ambisinya menguasai Nusantara, karya Langit Kresna Hariadi.
· Jung Jawa (2009), sebuah antologi cerita pendek berlatar Nusantara, karya Rendra Fatrisna Kurniawan, diterbitkan Babel Publishing dengan ISBN 978-979-25-3953-0.



            Kebudayaan modern di Indonesia dimulai setelah kemerdekaan bangsa Indonesia diakui secara defacto dan dejure. Pada masa pemerintahan awal soekarno nama Indonesia mulai di kenal di luar negri. Kemajuan teknologinya pun juga mengalami kemajuan yang pesat, seperti kita berhasil membuat pesawat buatan sendiri dan teknologi lainnya. Kita juga mempunyai keanekaragaman budaya yang bervariasi dan khas di setiap daerah serta kesenian-keseniannya. Secara agama meskipun kita mempunyai 5 agama yang berbeda tetapi kita dapat hidup rukun dan damai satu sama lain.

            Kalau diperhatikan sekarang ini, Indonesia mulai mengalami kemunduran dan kemajuan. Kemunduran seperti sekarang ini marak sekali terjadinya tawuran antar pelajar yang seakan-akan sudah jadi budaya di sekolah-sekolah. Sering juga terjadi pengeboman di beberapa daerah,yang membuat nama Indonesia jelek di mata internasional dan sempat dicap sebagai negara teroris. Lalu banyak juga terjadinya pengerusakan dan pengeboman di beberapa gereja dan mesjid yang menunjukkan mulai menurunnya toleransi terhadap agama-agama lain di masyarakat. Dan juga memanasnya hubungan Indonesia dengan Malaysia karena persoalan pengklaiman kebudayaan kita dan kepulauan kita negara Indonesia oleh Malaysia dan juga kekerasaan yang terjadi pada tki dan tkw. Dan yang lagi banyak-banyaknya yaitu kasus korupsi yang sudah meluas di berbagai aspek bidang terutama di pemerintahan yang jumlahnya mencapai puluhan triliunan. Dan juga permasalahan kemiskinan dan juga buruknya kesehatan yang masih tinggi. Menurunnya kepercayaan atas budaya kita sendiri,ditambah dengan globalisasi yang ikut mempengaruhi kebudayaan bangsa.

              Kemajuannya seperti mulai munculnya generasi muda yang berpretasi yang mulai merambah di kancah internasional diberbagai bidang seperti di bidang olahraga, perfilman, music, penemuan teknologi, dan juga pemikiran masyarakat yang mulai kritis terhadap perkembangan budaya kita dan munculnya kepedulian terhadap kesenian kita, dan diakuinya pulau komodo sebagai salah satu keajaiban dunia yang baru.

               Semua yang terjadi pada dasarnya tergantung dari masyarakat kita sendiri karena negara Indonesia hanyalah sebuah negara yang berupa benda mati,dan yang membuat negara kita maju atau mundurnya iyalah masyarakatnya terutama generasi-generasi penerusnya. Kita semua adalah satu negara satu bangsa yang berarti kita semua adalah saudara,jadi setiap perbedaan janganlah dijadikan sebuah beban tapi jadikanlah itu sebuah cirri khas kita dan sebuah perbedaan yang dapat saling melengkapi satu sama lain yang mempersatukan kita. Seperti Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka Tunggal Ika".


Refrensi: