Sabtu, 02 Januari 2016

INILAH YANG SAYA CARI-CARI

GUNADARMA University www.gunadarma.ac.id

CASHFLOW (arus kas), produk pendidikan baru yang dikembangkan oleh Robert Kiyosaki. Tetapi produk ini, yang berupa permainan, mempunyai sebuah metode yang khusus: permainan ini mirip seperti papan monopoli yang berwarna-warni dengan seekor tikus raksasa berpakaian bagus ditengahnya. Akan tetapi tidak seperti monopoli, dipapan itu ada dua jalur: satu didalam dan satu diluar. Tujuan permainan ini adalah keluar dari jalur yang didalam-yang disebut oleh Robert adalah “Perlombaan Tikus”-dan mencapai jalur yang diluar-“Jalur Cepat”. Seperti yang Robet katakan, jalur cepat menstimulir bagaimana orang-orang kaya bermain dalam kehidupan riil.
“Jika anda melihat kehidupan orang-orang yang pendidikannya sedang-sedang saja dan bekerja keras, ada jalan yang serupa. Anda dilahirkan dan pergi ke sekolah. Orangtua bangga dan senang karena anaknya unggul, memperoleh nilai baik dengan jujur, dan diterima disebuah universitas bergengsi. Anak itu lulus, mugkin melanjutkan ke program pasca sarjana, dan kemudian melakukan persis seperti yang telah diprogramkan: mencari sebuah pekerjaan atau karier yang aman dan terjamin. Si anak mendapatkan pekerjaan itu, mungkin sebagai seorang dokter atau pengacara, atau bergabung dengan Angkatan Bersenjata atau menjadi pegawai negeri. Biasanya, si anak mulai menghasilkan uang, kartu kredit mulai dikoleksi, dan belanja pun dimulai.
“Karena sudah mempunyai uang untuk dibelanjakan, sang anak pergi ke tempat-tempat di mana anak-anak muda lainnya senang berkumpul, dan mereka bertemu banyak orang, mereka berkencan, dan kadang-kadang menikah. Saat ini aktivitas hidup telah berubah sangat banyak, karena sekarang, baik pria maupun wanita bekerja. Dua penghasilan dalam sebuah keluarga tentu menggembirakan. Mereka merasa berhasil, masa depan cerah, dan mereka memutuskan untuk membeli rumah, mobil, televisi, berlibur, dan mempunyai anak. Segumpal kegembiraan tiba. Permintaan uang tunai sangat besar. Pasangan yang bahagia itu memutuskan bahwa karier mereka sungguh sangat penting dan mereka pun mulai bekerja lebih keras, mencai promosi dan kenaikan gaji maupun jabatan. Kenaikan-kenaikan pun datang, dan mereka juga mempunyai seorang anak lagi sehingga membutuhkan rumah yang lebih besar.
Mereka bekerja lebih keras, menjadi karyawan yang lebih baik, bahkan lebih berdedikasi. Mereka bersekolah kembali untuk memperoleh keterampilan yang lebih terspesialisasi dengan harapan bisa menghasilkan uang lebih banyak. Mungkin mereka mencari kerja tambahan atau sambilan. Penghasilan mereka pun naik, tetapi pajak-pajak yang harus mereka bayar pun semakin bertambah: pajak atas rumah baru yang lebih besar, pajak kendaraan, dan pajak-pajak lainnya. Mereka memperoleh cek gaji yang besar, dan bertanya-tanya kemana larinya seluruh uang itu. Mereka membeli beberapa reksa dana (mutual funds) dan membeli kebuthan rumah tangga dengan kartu kredit. Anak-anak berumur 5 atau 6 tahun, dan kebutuhan untuk menabung agar mereka kelak bisa kuliah juga naik, begitu pula kebutuhan menabung untuk hari tua (masa pensiun) mereka.
“Pasangan bahagia itu, yang lahir 35 tahun yang lalu, sekarang terperangkap dalam perlombaan tikus selama sisa harihari kerja mereka. Mereka bekerja untuk para pemilik perusahaan mereka, atau untuk pemerintah, untuk membayar pajak, hipotek bank, dan tagihan kartu-kartu kredit.
“Kemudian, mereka menasehati anak-anak mereka sendiri untuk rajin belajar, memperoleh ranking yang baik, dan mendapatkan pekerjaan atau karier yang aman dan terjamin.” Mereka tidak belajar apapun tentang uang, kecuali dari mereka yang mendapat keuntungan dari kenaifan mereka, dan bekerja keras sepanjang hidup mereka. Proses itu terulang dalam generasi berikutnya yang bekerja keras. Ini adalah “Perlombaan Tikus”.
Satu-satunya cara untuk keluar dari “Perlombaan Tikus” adalah membuktikan keahlian mereka baik dalam akuntansi maupun investasi dengan memperdebatkan dua topik yang paling sulit untuk dikuasai. Meskipun saya senang karena mereka semua belajar begitu banyak hal, saya sangat terusik oleh ketidaktahuan mereka mengenai dasar-dasar akuntansi dan investasi yang sederhana. Mereka sulit untuk menangkap hubungan antara laporan laba rugi dan neraca mereka. Ketika mereka membeli dan menjual aset, mereka sulit untuk mengingat bahwa setiap transaksi dapat mempengaruhi uang kas bulanan mereka. Saya pikir, berapa juta orang di dunia riil bersusah payah secara finansial, hanya karena mereka tidak pernah diajari masalah ini?
-Sharon Lechter

Sumber:

Kiyosaki, Robert T. 1998. Rich Dad, Poor Dad. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar